Rabu, 03 Desember 2008

Aku dan anak kemarin sore


"Aku dan anak kemarin sore"
Aku bukan anak kemarin sore, karena aku mampu menerawang seisi langit indah temaram kala malam.
Aku bukan anak kemarin sore, sehingga aku mampu mengalirkan benakku dalam lintasan perjalanan.
Aku bukan anak kemarin sore, maka indahnya temaram malam dituliskan dalam pena perjalananku.
Aku bukan anak kemarin sore, sebab anganku membumbung, menenggelamkan kisah kemarin sore.

Aku bukan pula anak kemarin sore, jikalau catatanku tak penuh coretan hitam dan putihnya lajurku.

Aku bukan anak kemarin sore, sehingga ku mencoretkan benak dan alam pikiranku dalam anganku.



Jikalau aku adalah anak kemarin sore
indahnya temaram malam, hanya dapat kupandangi dari bingkai jendala dipinggir kamar, duduk memantau apa yang ku pandang.
Jikalau aku anak kemarin sore
lintasan perjalanan ku tak berawal dari aliran benakku, hanya sebersit pikiranku untuk jalani masa ini.
Jikalau aku adalah kemarin sore indahnya temaram malam, tak bisa dilukiskan dengan tinta hidupku bersama kanvas masa depanku.
Jikalau aku adalah anak kemarin sore Anganku tak kan pernah membumbung, membuka dimensi kecilku tentang lalu, kini dan nanti.
Jikalau aku adalah anak kemarin sore Lajur catatanku putih, bersih tak ada coretan hitam dan putihnya tempo lalu.
Jikalau aku adalah anak kemarin sore anganku hanya sekilas tak berbekas, bukan berawal dari benak dan alam pikiranku.

Lalu, Apakah aku anak kemarin sore itu?

Tidak ada komentar: